Kamis, 11 Desember 2008

Kiat Mencari Istri

Kayak sequel di film aja, tulisan “kiat mencari suami” berlanjut ke “Kiat mencari seorang istri yang baik”. Kalo difilm, kan sudah jelas, filmnya laku, ceritanya bisa dipanjang-panjangin. Sinetron aja sampe ada Cinta Fitri 3. Tapi yang jelas, kita Cuma mau sharing aja, siapa tahu ilmu kita bermanfaat, kalau dapat manfaat dari sisi pahala, khan bisa bantu kita masuk surga. Owe sadar dirilah, banyaknya dosa yang dibuat, masih jauh banget dengan kebaikan yang kita buat. So, cari pendapatan sampingan buat tiket ke surga, syukur-syukur dapat uang dari tulisah ini. Tapi...., di Indonesia, pendapat itu tidak pernah sejalan dengan pendapatan, kita banyak pendapat, tidak secara otomatis merubah pendapatan kita.

Oke, kita mulai saja kuliah singkat ini, buat mereka yang masih jomblo, baik yang masih fresh, alias jomblo masih muda, atau jomblo yang sudah karatan, kata orang jawa “Kareten!”. Sudah sampai ga tahu lagi cari jalan untuk mendapatkan istri. Ilmu ini saya bagi, bukan berarti saya jago-jago banget dalam mencari pasangan hidup, dan bukan juga untuk disalahgunakan, seperti... you tahulah maksud ai!

Yang pertama adalah, agama! Karena ini menjadi pondasi yang paling menentukan saat-saat krisis, menjadi penyelamat kita ketika dalam kondisi emergency. Kalau lagi datang senang, semua hal bisa diatur, semua orang mau diajak senang, kalau dikantong ada duit 10 juta, hampir ga ada masalah mau makan dimana, mau makan apa, dan hampir dipastikan, bahwa semua orang akan mau diajak makan enak. Masalahnya adalah, tidak selamanya kita senang, bisa hari ini punya, terus 2 minggu ga punya uang, terus buat mereka yang agamanya agamanya lumaya bagus, Insya Allah sabar dan rasa syukurnya akan lebih baik. Karena hadits nabi Muhammad SAW, “Perempuan itu dinikahi untuk 4 perkara, pertama karena kecantikannya, karena kekayaannya, karena keturunannya dan yang terakhir adalah karena agamanya, maka pilihlah agamanya, kamu akan selamat” (terjemahan bebas dari penulis).

Pondasi agama pada seseorang, diharapkan dapat membentenginya dari segala perbuatan yang tidak baik, dan dapat mendorongnya ke arah perbuatan baik. Tidak menjadi dosa apabila kita memilih seorang wanita karena kecantikannya, karena hal ini juga sudah nabi katakan, namun jangan sampai kecantikannya dapat membawa mudharat. Berapa banyak artis yang kecantikannya “sundul langit”, tapi kehidupan rumah tangganya sulit untuk damai, berapa banyak orang yang menikah karena kecantikannya, namun setelah beberapa tahun, setelah memiliki anak, badan sudah mulai kendur, penampilan mulai berkurang, sementara orang cantik di jalan, di TV banyak yang bermunculan. Jika kecantikan terus dijadikan ukuran, maka dapat dijamin, kecantikan hanya sesaat, sementara kita menginginkan damai dalam berkeluarga selamanya.

Kedua, masih menurut nabi kita, kalau bisa yang gadis. Beliau pernah menyuruh sahabatnya untuk menikah wanita yang masih gadis. alasannya sederhana, yakni kita akan memiliki kecendrungan kepadanya.

Ketiga, memiliki keturunan yang baik. Karena keturunan akan sangat menentukan, bibit, bebet, bobot keturunan kita, akan sangat ditentukan dengan siapa kita menikah. Keturunan wanita yang baik-baik akan terlihat dari siapa keluarganya, siapa pamannya, siapa bibinya. Jangan menganggap remeh nasab, berapa banyak orang menyesal menikahi seorang gadis, dikarenakan tahu keluarganya banyak yang tidak baik, dimana akan membawa dampak buruk terhadap lingkungan keluarga. Jadi, berusahalah menggali lebih jauh latar belakang keluarga calon istri kita, bukan untuk mencurigai, namun untuk lebih berhati-hati.

Saya mempunyai seorang teman dari kalangan militer, menikah dengan seorang gadis cantik, namun memiliki keluarga yang sering membuat ulah di pasar. Saya mencoba melarang, namun dikarena cinta, maka teman tersebut tetap menikahi gadis tersebut. Setelah satu tahun, baru saya bertemu lagi dengannya, dengan penampilan yang jauh berbeda, kelihatan lebih tua, bukan lebih segar. Tanpa banyak bicara, dia langsung menyampaikan. Nasehat yang pernah diberikan, ternyata benar adanya. Kehadiran teman saya dari latar belakang militer, malah membuat keluarga tersebut lebih berani untuk berbuat ulah, karena merasa ada keluarga dari kalangan militer. Setiap bulan, pasti saja ke kantor polisi untuk mengurus pembebasan bersyarat dari keluarga istri. Dikarenakan kewalahan dengan masalah yang terus terjadi, teman saya minta dimutasikan keluar daerah untuk menghindari berurusan dengan kepolisian setempat.

Keempat, cantik. Ini bukan syarat, namun kalau dapat, usahakan mendapatkan istri yang paling tidak, akan membuat kita tersenyum bangga bila melihatnya. Ada rasa ingin selalu berlama-lama didekatnya, kalau jauh, terasa rindu. Bukan malah sebaliknya, ingin cari kesempatan untuk selalu dinas luar, lebih nyaman jauh dari istri. Kalau dekat malah terasa tidak menyenangkan, kalau gitu, ngapain kawin?

Kelima, penyayang. Hal ini dapat dilihat dari penampilan sehari-hari, apakah calon istri kita bertipe penyayang atau malah pembenci, suka terhadap kehangatan hubungan bersaudara atau silaturrahmi dibandingkan dengan suka menghardik orang. Karena menikah itu kontrak seumur hidup, dan bukan kayak puzzle yang bisa dibongkar-pasang seenaknya, maka pilih-pilih dahulu, adalah pekerjaan yang sangat bijak.

Keenam, cerewet dan tukang gosip. Ini nasehat termasuk dibelakang, tapi bisa sangat membantu kalau kita jeli terhadap sifat jelek ini. Bayangkan, sisa hidup kita akan kita lalui bersamanya, kalau setiap hari, diisi ocehan yang tidak bermanfaat, omongan yang tidak jelas sumber dan gunanya, seperti burung Murai batu, kalau sudah ngomong, susah berhentinya. Maka ini adalah bonus besar kalau calon istri kita tidak memiliki sifat ini. Atau paling tidak, dalam proses fit and propertest, kita garis bawahi “apakah calon istri kita ini cerewet atau tukang gosip”.

Karena pernikahan itu bisa sangat membantu seseorang dalam meningkatkan prestasinya tanpa terkirakan, tapi jangan salah, pernikahan juga banyak membenamkan para laki-laki yang dihormati menjadi laki-laki yang ditangisi.

“Woi!, yang ente kasih itu kriteria menjadi istri yang baik, bukan mencari istri. Kalau cari istri itu, kiat-kiat PDKT untuk mendapatkan wanita, jadi, bab yang ente bahas itu, kelongkap!, bab yang sebelumnya yang lebih penting!”

“Ooooooooh!, sorry-sorry, berarti ane salah ngasih judul, kita tunggu aja deh sequel yang satu lagi!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar